Commuter adalah sebutan yang diberikan kepada orang yang melakukan perjalanan pulang-pergi menggunakan Commuter Line atau KRL. Kebanyakan Commuter Line digunakan sebagai moda transportasi bagi para pekerja yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.
Survey dilakukan terhadap 384 responden Commuter pada tahun 2019. Responden survey ini terdiri dari berbagai latar belakang pekerjaan dari pegawai swasta hingga polisi dan militer.
Transportasi dengan KRL menjadi pilihan para pekerja karna biayanya murah dan menjangkau banyak tempat di daerah Jabodetabek. Namun saat jam-jam sibuk (rush hour) yakni saat jam masuk dan pulang kerja, KRL tentu menjadi lebih padat. Tidak jarang kepadatan dan kondisi yang berdesakan saat menaiki KRL ini membuat para pengguna merasa stress. Dari survey tersebut, 4 dari 10 responden merasa stress karena harus bepergian dengan Commuter Line.
Selain itu kebanyakan para pekerja di Jakarta berdomisili di daerah-daerah luar Jakarta seperti Depok, Tangerang, Bekasi, Bogor, dll. Jarak antara tempat tinggal dan tempat kerja tentu sebanding dengan waktu tempuh perjalanan. Para pekerja bisa menghabiskan waktu 30 menit hingga 3 jam hanya dalam perjalanan pulang-pergi ke tempat kerja. Lebih dari 170 responden merasa setuju dan sangat setuju kalau perjalanan pulang-pergi ke tempat kerja itu menambah beban waktu kerja dan juga merasa overworked.
Namun, tetap saja masih banyak pekerja yang mencari kerja di daerah Jakarta dan memilih untuk pulang-pergi menggunakan KRL karena alasan gaji yang lebih tinggi dibanding bekerja di domisili tempat tinggal. Para pekerja merasa waktu yang mereka gunakan untuk pulang pergi kerja sebanding dengan pendapatan yang diterima.
Lalu bagaimanakah kepuasan hidup Commuter secara keseluruhan? Sayangnya, berdasarkan survey lebih dari 50% responden masih merasa sangat tidak puas dengan hidup. Walau pendapat yang didapatkan sebagai pekerja yang menggunakan KRL lebih tinggi, tidak menjamin kepuasan hidup para Commuter.
Tentu masih banyak yang mempengaruhi tingkat kepuasan hidup seseorang secara keseluruhan, namun dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa perlu adanya solusi lain yang bisa mengurangi tingkat stress para pekerja seperti menyediakan moda transportasi masal yang lebih besar atau meyediakan hunian yang terjangkau di daerah sekitar tempat kerja.